Monday, October 20, 2008

My 20th Birthday

Mungkin ini semua sudah sangat terlambat, udah 1 bulan lewat, tapi berhubung aku juga belum cerita, sekarang saat nya aku bisa cerita. Di hari ulang tahunku tepat, tidak ada suatu yang istimewa. Yang paling menyenangkan adalah ketika teman-temanku ternyata tidak pernah melupakan hari ulang tahunku, meski hanya melalui SMS namun itu semua sudah sangat berarti buatku. Yang terindah adalah ketika teman-temanku sekolah dulu masih mengingat ulang taunku. Meski kami terpisah jarak yang cukup jauh namun persahabatan ternyata takkan pernah terpisahkan oleh jarak dan waktu.

Perhatian mereka untukku adalah suatu kado teristimewa dalam hidupku, 

Doa-doa tulus dari mereka akan menjadi pengiring langkahku menapaki jalan kedewasaan,

Harapan-harapan akan perubahan dalam diriku akan selalu menjadi pendorong dan pembimbingku ke dalam perubahan yang lebih baik

Beberapa saat setelah hari ulang tahunku lebih tepatnya sekitar 2 minggu, saat diadakan acara pembubaran panitia OSPEK, suatu kejutan tak terduga (sama sekali ngga nyangka yang ini) diberikan oleh teman-teman kuliahku.

Ceritanya, hari itu saat pembubaran, kakak salah satu temanku,Iren, mengalami kecelakaan sehingga temanku ini tidak dapat ikut dalam acara pembubaran, namun dengan sedikit memaksa meski sudah dilarang oleh teman-teman panitia yang lain, ia tetap bersikeras datang untuk mengantar temanku yang lain lagi,Vanessa. Dengan mata masih sembab dan beberapa kali menangis, ia datang sebentar di acara pembubaran itu. Saat akan pulang, dia bersama seorang temanku yang katanya akan menemaninya,Mawar namanya, tiba-tiba Mawar menelpon Marina atau Vanessa entah karena aku tidak tau pastinya, saat itu aku sedang bermain-main dengan Crussader yang lain, dan mengabarkan bahwa Iren menangis di dalam mobil. Akhirnya kita bertiga keluar dari tempat makan itu, dan saat akan menghampiri mobil Iren, anehnya koq kita tidak masuk ke dalam mobil tapi malah ke belakang mobil. Ternyata oh ternyata di belakang sana mereka telah menyiapkan kue ulang taun beserta lilinnya. Meski kue itu tidak “eksklusif” untukku tapi ketulusan mereka untuk menyiapkannya adalah suatu yang luar biasa. Kue itu tidak “eksklusif” untukku karena tepat di hari itu ada panitia lain yang juga berulang taun, jadi... (tau kan...). By the way... Thank you My friends.

Image Hosted by ImageShack.us
Vanessa, Mawar, Ade, Marina, Iren
Lama waktu berselang, kemarin atau sebenarnya subuh hari ini, 19 Oktober 2008, sekitar pkl 1.30, kado ulang taunku diberikan oleh mereka teman-temanku. Seperti biasa selalu ada skenario dibalik semua ini.

Kali ini skenario, dimulai dari acara nginep bareng di kos Vanessa, awalnya alasannya mau blajar Sisprod ama maen bareng karena udah lama gak sempet maen bareng. Tapi sampe sana lebih nampak kaya “pindah” tidur doank. Jam 12 malam kita mulai tidur, cuma sebelum tidur semua orang pada meributkan “Gantt Chart”, tapi karena aku dapat kasur di atas, malas turun aku, jadi Cuma aku yang tidak ikut-ikutan meributkan “Gantt Chart” itu. Sekitar jam 1.30 an, tiba Vanessa yang sedari tadi sepertinya belum tidur, menyalakan video dengan iringan musik yang sangat keras, dan secara bersamaan hp ku berbunyi. Karena suara-suara itulah aku terbangun, saat kulihat ternyata di video itu terdapat rangkaian foto-foto kami dan beberapa kata-kata, yang ternyata video inilah yang tadi diributkan sebagai "Gantt Chart". Yang lebih “menakjubkan” lagi semua orang-orang yang tadinya sudah tertidur tiba-tiba menghilang dari kamar tersebut, dan aku terkunci di dalam kamar itu. Selang beberapa waktu, mereka semua masuk membawakan kado untukku. Keributan ini membuat salah seorang penghuni kost terbangun dan menegur kami. Setelah itu, seperti biasa acara buka kado. Mereka menghadiahiku sweater, polo shirt, dan sandal Billabong, yang secara overall kado ini didominasi warna kuning. Dan tetap seperti biasa ritual kado, yaitu editan foto lengkap dengan piguranya.

pht641spz7.jpg
My Birthday Presents
Mungkin hadiah ini tampak sederhana namun dibalik hadiah ini, terdapat “pengorbanan” dan ketulusan yang tak ternilai harganya bagiku. Di sela-sela kesibukan teman-temanku di TI, mereka tetap menyempatkan diri untuk memberiku kado ulang taun, terlebih lagi di saat UTS ini. Menurut perkiraanku kado ini dibeli pada saat, selesai membuat tugas P2P di hari sebelum ujian Prokom dan Estetika (bener gak????).

Selain itu aku ingin meminta maaf pada teman-temanku ini, karena pada saat mereka memberika “kejutan kecil” tersebut ekspresiku saat menerimanya terkesan “standard” dan tidak sesuai harapan mereka. Maafkan aku, karena sikapku yang terlalu “dingin” dan keras ini membuat ucapan terima kasihku tak seperti yang seharusnya. Namun dengan sangat tulus kuucapkan TERIMA KASIH yang sebesar-besarnya pada kalian semua. Aku bukanlah orang yang mudah menunjukan ekspresi dalam diri, namun sungguh dari lubuk hati terdalam kuucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. 

Hidup tanpa sebuah pertemanan hanya akan memberikan kehidupan yang hampa

Bersama mereka kudapatkan pengalaman hidup yang lebih banyak dan lebih berarti

Kesulitan dan masalah yang timbul akan selalu membantu untuk menjadikanku lebih bijaksana dan lebih baik lagi

Terima kasih teman, atas semua yang telah kalian lakukan dan berikan padaku

Bukan bentuk atau materi yang utama, ketulusan dan pengorbanan kalian adalah yang teristimewa

Wednesday, October 15, 2008

Sesal yang Terlambat

Awalnya ku ingin menyelesaikan ini semua dengan cepat
Namun tak pernah kubayangkan semangatku itu memudar
Hingga berubah menjadi semangat menuju kehancuranku sendiri

Dengan penuh kebanggaan yang "bodoh" betapa bangganya aku
Ketika mengatakan pada orang lain menunjukkan "kenakalan" itu
Kini ketika saatnya tiba
'Tuk membuktikan semua itu
Kusesali semua "kebodohan dan kenakalan" ku sendiri

Tapi apalah arti semua sesal itu
Waktu tak dapat lagi kuputar balik
Aku mengecewakan diriku dan orang-orang yang begitu berharap padaku

Betapa malu hati ini melihat semua "kebahagiaan" yang sebenarnya akan menghancurkannku
Ingin ku tutup mata ini
Namun itu tak mungkin segalanya akan menunjukan hasilnya meski kucegah sekuat tenagaku
Berkali-kali air mata ini ingin mengalir keluar namun selalu kutahan
Meski aku menangis, mungkinkah semuanya berubah?

Mengapa penyesalan selalu datang terlambat?