Gak pernah aku bayangin sebelumnya kalo Tuhan akan memberiku suatu pengalaman yang bisa membuka mata, hati dan pikiranku. Walau hanya satu bulan tapi semua itu telah berhasil mengubah semua pikiran dan mengingatkanku akan sesuatu yang dulu slalu kulupakan.Dengan ini semua aku berharap aku dapat mengubah jalanku agar aku bisa menjadi lebih dewasa dan sabar dalam menghadapi semua rintangan di jalan hidupku, juga untuk selalu bersyukur dalam tiap langkahku.
Pelajaran berharga yang kupelajari selama satu bulan ini salah satunya adalah betapa melelahkannya dunia kerja, dari pagi hari hingga sore hari namun keadaan tak memungkinkan untuk kembali ke rumah sore hari tapi malam hari barulah bisa dengan santai beristirahat. Ternyata melelahkan hidup di kota besar di ibukota pula. Sekarang barulah aku menyadari, aku harus bersyukur karena dengan kesibukan orang tuaku bekerja mereka masih tetap ada waktu lebih banyak untuk keluarga. Akankah aku siap menghadapi dunia kerja itu? Itulah yang kini menjadi pemikiranku. Pada awalnya aku begitu menginginkan memasuki dunia itu namun ketika waktunya semakin dekat, aku mulai merasa was-was. Namun ketika ku temui mereka yang tengah melakoni dunia itu mereka membuka pikiran dan kembali memompa semangatku ‘tuk segera menjajaki dunia itu. Aku harus kuat dalam menempuh semuanya agar kudapat bertahan dalam dunia yang belum pernah kujajaki sebelumnya dan kutahu tak mudah ‘tuk berada di sana.
Dan pelajaran lain yang sangat membekas di hatiku dan sedikit memberikan ‘tamparan’ pada setiap tingkah lakuku selama ini adalah sulit dan beratnya menjadi seorang kakak, meski kuyakini tidak semua kakak akan mengalami hal-hal yang sulit dan berat. Aku perlahan menyadari ketika menjadi seorang kakak, mereka akan memikul suatu tanggung jawab baru, meski bukan tanggung jawab yang eksplisit namun ini seolah-olah menjadi salah satu kewajiban mereka untuk bertanggung jawab akan adik-adiknya. Ketika keberadaanku belum ada merekalah yang menjadi satu-satunya tempat mencurahkan kasih sayang dari semua keluarga namun ketika hadir sosok baru maka mereka harus ikhlas membagi kasih sayang yang diberikan padanya ke sosok baru itu. Harus banyak mengalah menjadi suatu hal yang selalu dituntut dari seorang sulung, hanya mereka yang memiliki kesabaran dan kedewasaan yang dapat melakukannya dengan baik. Tak pernah kubayangkan semua itu harus dialami oleh mereka. Meski ini hanyalah hal-hal kecil namun sekarang kumelihat dan kusadari bahwa semua itu tak semudah yang dibayangkan untuk dilakukan, akan ada pedih dan kesal di hati tiap kali semua itu dilakukan.
Dengan melihat ini semua aku kembali melihat pada diriku sendiri, semua kasih sayang lebih yang diberikan padaku ternyata sedikit banyak telah melukai saudaraku sendiri, aku terlalu sering diistimewakan, semua membuatku menjadi anak yang cukup manja dan egois. Hidup jauh dari rumah perlahan menghilangkan rasa manja ku sendiri. Meski sering kali sikap kekanak-kanakan dan egoisku menyulitkan dan melukai saudaraku namun ia tak pernah mengeluhkan itu padaku. Sungguh suatu kesabaran besar yang tak pernah kumiliki. Berkat hal-hal inilah aku sekarang belajar menerima sikap dan sifat-sifat teman-temanku yang dulu selalu membuatku marah. Semua ini telah berhasil mengubah pemikiranku dan membimbingku untuk belajar bersabar, belajar menjadi dewasa, belajar untuk menjadi lebih kuat dalam menghadapi segala sesuatu dan bersyukur untuk semua yang ada dalam hidupku.