Tuesday, March 24, 2009

Sedihku

Riuhnya suara hujan
Mengiringi kepergian mimpi dan asaku
Kilat yang terus menampakan dirinya
Laksana pisau yang terus menggores hati ini
Dan perlahan mengikis semua mimpiku


Mengapa harus terjadi?
Kehilanganmu telah cukup menyakitiku
Mengapa kini kuharus kehilangan mimpi terindahku?

Berat rasa hati ini merelakan semua itu harus menjauh dariku
Tiada lagi kesempatan untukku mengulang semuanya


Inikah akhir dari semuanya?
Kusesali semua yang terjadi
Namun apa dayaku tuk menghapusnya
Ingin hati ini berontak
Namun hanya air mata yang dapat menetes

Tuhan Tolonglah
Hapuslah semua kenangan akan ini semua
Inginku bangkitkan kembali
Semangat dan asaku
Agar dapat kujalani sisa hidupku
Tanpa kesedihan dan lukisan luka di hati ini
Menatap masa depan yang masih menungguku


Biarlah semua perih dan duka ini
Pergi bersama air hujan
yang terus setia menemani sepi dan sedihku
Terbitkanlah mentari cerah di hatiku
'Tuk menghapuskan awan kelabu di diri ini

Sunday, March 15, 2009

LKTI UI 2009

Tanggal 10-13 Maret 2009 diadakan Lomba Keilmuan Teknik Industri di Universitas Indonesia, dan beruntungnya aku berkesempatan untuk menjadi peserta. Segala persiapan bahkan pendaftaran juga bersifat dadakan. Pada hari terakhir pendaftaran barulah tim kami terbentuk. Timku beranggotakan Angga '05, Marina, Mellisa dan aku. Satu tim lagi adalah Grace '05, Michael, Lukas dan Hendrik. Tidak ada persiapan sebelumnya dari kami, hanya pada hari Sabtu sebelum kami berangkat pada hari Senin, kami diberikan bimbingan kecil dari Pak Rian mengenai sistem. Hanya itulah persiapan kami.

Hari keberangkatan menjadi hari menegangkan yang cukup ditunggu. Kami berangkat hari Senin pukul 13.00. Hujan besar dan macet mengiringi keberangkatan kami. Dalam perjalanan kami cukup menikmati, senda-gurau menjadi teman dalam perjalanan. Hingga akhirnya sekitar pukul 17.00, aku mendapat telepon dari panitia LKTI yang menanyakan keberadaan kami tim UNPAR, saat itu kami masih di Bekasi, mereka mengabarkan bahwa jika hingga pukul 18.00 kami masih belum datang ke Wisma Makara maka tim kami akan didiskualifikasi. Aku berusaha meminta agar kami mendapat sedikit dispensasi karena jalanan saat itu memang cukup macet dan hujan cukup mengguyur. Akhirnya kami sampai di Universitas Indonesia, sekarang masalahnya adalah menemukan letak Wisma Makara tersebut. Aku bertanya pada panitia dan yang lain bertanya pada orang-orang sekitar, cukup lama kami tersesat namun akhirnya kami berhasil sampai di Wisma tersebut. Perjalanan yang sangat menyenangkan dan sedikit membuat deg-degan dan cukup menggelikan.

Setelah kami sampai di Wisma tersebut, kami disambut oleh LO untuk tim kami. Sebelum kami berkenalan dengan mereka, kami harus foto team dengan menggunakan almamater UNPAR. Kemudaian kami melakukan registrasi ulang dan berkenalan dengan LO kami yaitu Shinta untuk team ku (Unpar 1) dan Sisi untuk Team Unpar 2. Kamar kami di random dan aku sekamar dengan Mellisa. Kami sekamar dengan anak UGM dan Natalia dari UPH. Setelah kami selesai mandi dan makan pukul 7 diadakan acara dari panitia. Dalam perjalanan turun ke tempat acara, kami sempat berkenalan dengan LO dari UI yang lain yang dulu adalah LO dari Team Unpar sebelumnya yaitu Jennifer (nice to meet her). Kami mengikuti acara tersebut hingga akhirnya diadakan Tech. Meet untuk perlombaan Babak 1 esok harinya. Aku dan Mellisa yang mewakili team kami dan team yang satunya diwakili oleh Hendrik dan Mike. Setelah Tech.Meet kami berdelapan berkumpul di kamar Grace untuk belajar dan menceritakan teknis lomba besok pagi. Kami belajar bersama dan mulai saat itu ketegangan lomba telah mulai terasa. Kami bersama saling membantu dalam belajar, review ulang dilakukan untuk me-refresh ingatan kami. Pukul 00.00 kami diwajibkan telah kembali ke kamar masing-masing dan kami pun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.


Esok harinya kami telah bersiap-siap sejak pukul 7 pagi. Dengan semangat yang masih penuh kami turun dan bersiap-siap menuju ruang perlombaan. Terjadi sedikit keterlambatan dalam persiapan lomba oleh panitia. Saat-saat menunggu itulah yang membuat kami menjadi lebih dekat satu sama lain juga dengan LO kami. Akhirnya Opening dari pihak UI dimulai kemudian disusul dengan reviewPart 1 (Time Zoning) Pada bagian ini kami harus menjawab tiap soal dalam waktu maksimal 1 menit penurunan skor akan dilakukan tiap 20 detik. Soal pertama diberikan kami cukup kaget dengan soal pertama tersebut, kami merasa belum pernah mendengar soal tersebut. Kami berusaha saling menyemangati satu sama lain. Hingga bagian pertama berakhir kami hanya dapat menjawab 2 soal saja dengan benar, beberapa soal kami melakukan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidak telitian dalam perhitungan. Kami hanya mendapat skor 240 saja. Semangat kami sedikit menurun. Bagian 1 berakhir dengan dibacakannya nilai akhir dari tiap tim, tim kami berada pada 20 sekian. Bagian 2 adalah bagian kami harus memasang taruhan untuk tiap soal. Soal 1 kami dapat menjawab dengan baik dan kami memperoleh 160 poin. Semangat kami mulai tumbuh, namun pada soal-soal selanjutnya kami gagal menjawab dan kami kalah bertaruh hingga akhirnya sisa skor kami di bagian 1 dan 2 hanya tingga -30 saja. Semangat kami dalam sekejap turun, kami frustasi dan depresi saat itu. Kesalahan terbesar kami adalah kami terlalu berani bertaruh dan terlalu berharap dapat memperoleh tambahan poin, kurang kesabaran dan terlalu berpikiran nothing to lose tapi yang terjadi kami malah kehilangan sangat banyak. Inilah titik kesalahan terbesar kami. Namun beruntungnya team yang satu berada pada urutan 8 sedangkan team ku berada pada urutan 31 dari 35 team, tekanan semakin berat dalam diri team ku ini. teknis lomba babak 1. Akhirnya saat yang menegangkan tiba, Babak 1

Kami break makan siang, team ku telah kehilangan semangat juangnya masing-masing, kami yang pada awalnya bersenang-senang dan bersenda-gurau bersama kini tampak lebih murung. Team yang satunya memberi kami semangat begitu juga para LO kami yang perlahan mulai menjadi cukup dekat dengan kami. Masing-masing dari kami mencoba menemukan pemicu semangat kembali. Setelah selesai makan siang, kami berempat saling memberikan semangat. Kuyakini satu hal Akan selalu ada kesempatan, meski sekarang lebih berat tapi akan lebih tidak disesali ketika kita tetap berusaha memberikan yang terbaik daripada menyerah sebelum kita tau akhirnya. Satu persatu dari kami memberikan semangat untuk tim ini, yang kuingat adalah Saat ini kita sudah salah melangkah tapi akan lebih percuma dan memalukan jika kita hanya menyesali tanpa berusaha, Lebih baik sekarang kita berusaha sebaik mungkin. Kami berjalan ke depan untuk menenangkan pikiran kami, kemudian kami disusul oleh team yang satu lagi, dan kami bersiap-siap untuk Bagian 3, bagian terakhir.

Pada bagian 3 ini soal yang diberikan akan cukup kompleks dan kami diperkenankan menggunakan Laptop, skor yang ada pada tiap soal bervariasi antara 100 hingga 500. Sebelum dimulai kukatakan bahwa jika kita bisa naik hingga peringkat 14 sungguh keajaiban bahkan jika hanya di 15 itu saja sungguh keajaiban karena start awal kami adalah di peringkat 31 dengan skor -30. Soal 1 cukup membuat syok karena selain panjang, kami tidak keburu untuk menyelesaikan, masing-masing kembali saling memberikan semangat karena takut semangat tim ini drop lagi. Soal-soal berikutnya kami berusaha menjawab dengan sebaiknya-baiknya. Segala daya dan upaya telah kami kerahkan untuk memberikan yang terbaik. Setelah bagian ini berakhir berarti berakhir pula Babak 1 dan kini saatnya kita menunggu hasil akhirnya.


Babak 1 berakhir pada pukul 17 dan pengumuman baru akan dilakukan pada pukul 20.00. Kami kembali harus menunggu dan sambil menunggu kami diberikan makan malam. Waktu-waktu menunggu kami habiskan untuk saling bercanda dan akhirnya kami bermain tebak-tebakan. Tebak-tebakan seperti black magic, around the world, bumi itu bulat, dll membuat kami semakin akrab satu sama lain juga dengan kedua LO tersebut. Meja kami menjadi lebih ramai jika dibandingkan dengan yang lain. Kami dapat sejenak melepaskan beban dan tekanan yang sejak tadi menekan kami. Hingga akhirnya tiba pengumuman yang lolos. Team Unpar 2 lolos ke babak selanjutnya dan benar saja kami tersisih dari babak 1. Kemudian hanya untuk memuaskan keingintahuan saja kami melihat kami berada pada urutan keberapakah? Team Unpar 2 berada pada urutan 11 dan kami... Sungguh keajaiban kami naik hingga berada pada peringkat 15. Rasa senang, bangga dan sedih bercampur aduk. Kami bahagia karena ternyata usaha kami tidak sia-sia, namun menyesali dan sedih karena kami berada di urutan 15 dan hanya 14 team saja yang masuk, selisih dengan peringkat 14 hanya 40 poin saja. Entah bagaimana rasanya ingin menangis tapi entah karena bahagia atau sedih. Saat pertama mendengar kami berada di 15, kami beteriak dan bersorai karena benar rasanya keajaiban masih ada dan datang pada kami. Namun ketika kami menyadari bahwa meski begitu kami tetaplah tersisih, mulai timbul rasa sedih di hati ini. 

Malam itu kami memutuskan untuk menginap di sana karena hari sudah larut, tidak mungkin pula kami memanggil travel dari Bandung. Sembari menunggu kamar kami berusaha saling menghibur, bahkan LO kami pun turut menghibur kami, dan tetap kami menghibur diri dengan bermain tebak-tebakan. Team yang satunya sedang melakukan Tech. Meet untuk babak 2 dan kami mulai beristirahat di kamar. Setelah mereka selesai tech meet kamar kami menjadi basecamp untuk membahas babak 2. Saat menunggu kamar bagi kami, kami mengajak LO kami yang juga sama-sama anak kos dan satu lagi rumahnya cukup jauh untuk turut menginap di kamar kami. Mereka setuju untuk menginap jadilah malam itu menjadi malam yang cukup ramai. Malam itu kami tidur sekamar berenam.

Esok harinya saat team Unpar 2 sedang berlomba babak 2, aku dan teman yang lainnya memilih untuk berjalan-jalan di sekitar kampus UI, beruntung Shinta mau menemani kami. Kami menuju ke fakultas Teknik, yang cukup dekat dengan tempat babak 2 dilangsungkan. Kami berjalan-jalan di sana, dan berusaha mencoba wifii namun saat itu wifii sedang tidak dapat digunakan. Akhirnya kami menuju ke perpustakaan di sana ternyata kami sudah 1 gedung dengan tempat lomba babak 2. Setelah lama bercerita dan mengobrol di perpustakan kami memilih untuk menemui team yang satunya. Setelah berkumpul dengan team yang satunya kami saling mengobrol dan ternyata kemungkinan team tersebut lolos babak 3 cukup kecil. Kemarin kami terlalu berani dalam bertaruh, dan akhirnya kalah, saat ini team ini belajar dari kesalahan kemarin dengan tidak berani mati namun itu pula yang menjadi kesalahan pada babak ini. Setelah babak 2 akan dilanjutkan tour Teknik, karena kami merasa sudah lelah maka kami memilih berpisah dan menunggu di Wisma saja. Dan kami berpisah dengan team unpar 2 dan juga dengan Shinta. Kami pulang ke Wisma dan beristirahat. Karena sebelumnya kami telah berencana akan Karaoke pada malam itu maka kami bersiap-siap mandi. Kemudian aku turun ke tempat Team Unpar 2 tersebut menunggu pengumuman. Pukul 20.00 dibacakan hasil perlombaan babak 2 dan benar saja team tersebut gagal lolos ke babak 3. Tanpa merasa perlu mengetahui peringkat kami segera kembali ke kamar Team Unpar 1 dan bersiap-siap pergi melepas lelah.


Setelah semua siap dan beres mandi, kami berdelapan dengan ditemani "mantan LO" kami Shinta dan Sisi kami pergi ke Margo City. Sebelumnya kami menyempatkan diri untuk pergi makan, kami pergi makan ke Burger and Grill. Setelah kami makan, karena kata dua teman baru kami Margo City tidaklah jauh dari tempat makan kami maka kami sepakat berjalan kaki ke tempat tersebut. Karena kami berjalan bersama dan diselingi dengan mengobrol maka meski sebenarnya jalan cukup jauh kami tidak merasakan terlalu capek hingga akhirnya kami sampai di Margo City tesebut. Kami akhirnya memsan Suite Room di NAV. Waktu karaoke kami berakhir pada pukul 01.10 pagi. Di karaoke kami dapat tertawa dengan lepas karena beberapa gerakan Grace yang sangat menghibur kami. Setelah itu kami sempatkan diri berfoto dan akhirnya berjalan mencari Taksi untuk pulang. Sebelum pulang kami mengantar Shinta dan Sisi ke kos mereka, namun kami tidak mengantar hingga kos-nya hanya sampai jalan kecil menuju kos mereka. Saat itulah terakhir kami bertemu mereka sebelum keesokann harinya kami pulang. Perkenalan yang hanya sesaat cukup berarti bagi kami, meski hanya 2 hari kita bersama, namun semua pegalaman indah dengan kalian akan selalu kami ingat dan menjadi pengalaman yang menyenangkan selain perlombaan LKTI itu sendiri.


Sampai di Wisma kami tidur berdelapan. Esok harinya kami sepakat untuk pergi ke TekSas (Jembatan Teknik dan Sastra, yang kami lihat pertama kali saat kami nyasar dalam mencari wisma) untuk berfoto-foto. Kami berdelapan sepakat menggunakan baju LKTI. Kami mencoba naik bis kuning yang sebelumnya pernah kami naiki juga. Hanya dengan menggunakan insting, dan ketika kami melihat jembatan tersebut kami memutuskan untuk turun di fakultas tersebut. Kami berjalan bersama mencari jalan menuju jembatan tersebut, ternyata kami harus masuk ke dalam area kampus, dan benar saja kami menjadi tontonan, karena selain pakaian kami yang sama semua ada diantara kami yang menggunakan celana pendek dan celana baske saja. Banyak orang yang berpapasan dengan kami tertawa dan tampaknya membicarakan kami "turis nyasar".  Akhirnya kami berhasil sampai dan foto di TekSas tersebut, karena jam telah menunjukan pukul 11.30 kami bergegas kembali untuk makan siang di Saung Mang Engking. Kami segera menuju ke perhentian bis, sebelumnya Grace sempat menelpon Sisi untuk menanyakan apakah mereka dapat bergabung dengan kami. Ternyata mereka sedang kuliah. Jadilah kami berpamitan dengan mereka melalui Grace. Setelah itu kami segera makan di Saung Mang Engking dan setelah selesai makan kami segera pulang ke Bandung. Perjalanan pulang tidak seramai perjalanan berangkat karena tampaknya kami cukup lelah maka dalam perjalanan kami semua terlelap, dan terbangun ketika telah sampai di Pintu Tol Pasteur. Mulai dari perhentian travel itulah kami mulai berpisah satu sama lain.

Meski kami gagal meraih keberhasilan dalam lomba ini, tapi banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang kami dapat di perjalanan dan perlombaan ini. Kami dapat menjadi lebih mengenal satu sama lain, menambah teman baru, dan belajar untuk tidak mudah menyerah dan selalu memberikan yang terbaik.

Untuk dua sahabat baru kami, terima kasih karena kalian telah membantu kami dalam banyak hal dan memberikan kami banyak pengalaman baru.

Dalam segala perjumpaan, pastilah akan ada perpisahan
Meski inilah saatnya kita berpisah dan kembali ke realitas kehidupan masing-masing
Namun semua yang telah dilalui bersama akan selalu menjadi kenangan indah dan pelajaran yang tak ternilai harganya
Terima Kasih Teman atas semua pengalaman indah dan berharga ini
Semoga kita dapat mengukir kenangan indah lain di lain kesempatan

Thursday, March 5, 2009

Permainan untuk Mengisi Waktu Luang Kala Berkumpul Bersama Teman

Tiap kali ada acara yang melibatkan banyak orang, selalu saja muncul permainan yang sebenarnya hanya ajang iseng semata, namun dapat membuat orang lain penasaran dan merasa tertipu. Dari awal mulai masuk kuliah permainan kecil ini selalu muncul. Di awali dari saat ospek hingga kemarin saat acara bersih-bersih bersama.
Beberapa permainan yang sering kali muncul :

1. Kartu
Main kartu selalu diminati banyak orang, dimulai dari minuman biasa, capsa, dan yang seringkali dimainkan Truff.

2. Tebak Nama Negara
Permainan ini simple hanya dengan meritmekan kata"DOR", yang kemudian ditebak apakah nama negara yang tersirat di dalam ritme kata tersebut. Kuncinya simpel saja yaitu panjang / lamanya kata "dor" diucapkan digantikan dengan "hmmmm (Nama negara)". Seperti "Dor" → langsung saja jawab nama negara yang dimau, tidak perlu di tambahkan "hmmm". Sangat simple tapi cukup "mempermainkan" orang yang belum tau kunci permainan ini.

3. "Around The World"
Game ini berhubungan dengan nama negara juga hanya saja kita harus menyebutkan nama negara dengan awalan A, R, O,... dst. Game ini dimodifikasi menjadi "Around The World Kita" bedanya adalah huruf awal negara yang disebutkan merupakan penggalan huruf-huruf nama seseorang. Misalnya nama ADE →Orang pertama akan menyebutkan Amerika, Denmark, trus... nah orang yang ditanya harus menjawab dengan nama negara berawalan E...

4. Ada Berapa nyamuknya
Permainan ini cukup mudah, hanya perlu menepukkan tangan kemudian bertanya jumlah nyamuk yang berhasil ditangkap. Jawabannya ada pada jumlah kata yang diucapkan si penanya, tanpa mempedulikan berapa banyak ia menepuk tangannya.

5. Penjumlahan
Sangat simpel tinggal bertanya saja "Satu tambah satu dua tambah tiga?" berapakah nilainya jawaban pada umumnya adalah 5 namun di sini jawabannya adalah 1+12+3=16. Alasannya adalah waktu si penanya bertanya satu tambah satu ia tidak pernah menyebutkan ada sama dengan dua jadi artinya satu ditambah dua belas ditambah 3.

6. Bumi itu Bulat

berapakah 6+8? jawabannya 0 karena yang dihitung adalah jumlah lingkaran yang ada pada hasil penjumlahan tersebut. Sangat menipu bukan.

7. Segitiga
Ketika menanyakan segitiga antara si A, si D, si E. Jawabannya adalah "Pasti (sesuatu)" bisa apa saja. Permainan ini mirip dengan Tebak nama negara hanya berbeda pada "hmmm" diganti dengan "pasti"

8. Foto
ckrik ckrik ckirk ckirik, hayo siapa yang difoto??? jawabnnya adalah gaya siapakah yang diikuti oleh si penanya.
Semoga saja bisa membantu bagi yang masih belum medapatkan jawaban dari tebakan orang lain...

Hari-Hari yang Melelahkan

Beberapa minggu ini menjadi hari-hari yang paling melelahkan. Rasanya kejadian yang sama di semester yang lalu kini terulang lagi. Tugas menumpuk dan terasa tiada pernah berakhir.

Tugas yang selalu menghantui adalah PLO, aaaa rasanya mau gila, tiap minggu terus menerus ada aja praktikumnya. Belum untuk modul yang ini ya Tuhan capenya setengah mati. Mata ini seperti gak ada istirahatnya. Belum lagi REVISI pula. kunci jawaban masih salah malah ditiru, aaaaaaa. cape deh.

Belajar jg belum, persiapan UTS jg belum masih harus direbetin ama yang namanya tugas tugas dan tugas. Rasanya 24 jam sehari masih kurang aja. Satu persatu sakit di badan mulai meghantui. Dimulai dari leher, punggung, sampe kaki juga rasanya udah cape. Wew kapan ini berakhir ya???

Ada lagi satu, rasanya pegen banget memperjuangkan mimpi itu, tapi setelah melihat persiapan dan kenyataan yang ada rasanya mimpi ini hanya akan menjadi mimpi belaka. Hanya keajaiban dan restu dari Tuhan yang akan menentukan segalanya, besok adalah terakhir aku menikmati mimpi ini. Meski hanya sesaat namun itu cukup berarti bagiku. Terima Kasih Tuhan...